5 Hal Utama yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Menikah

Berapa banyak dari kita yang mengatakan ingin segera menikah karena merasa sudah cukup usia? Atau mungkin tidak mau menikah tua sehingga mendesak pasangan untuk segera menikahimu? Nikah muda seakan menjadi tren kekinian terbaru di kalangan para anak muda. Tahukah kamu bahwa ada banyak suami istri yang berjuang mengahadapi masalah mereka lebih keras daripada para lajang? bahkan Paulus telah menyebutkan beberapa dari hambatan itu (1 Korintus 7: 32-35).

Menikah adalah keputusan penting ketika kita merasa sudah menemukan pasangan terbaik untuk mendampingi kita seumur hidup. Ketika menikah harus disertai persiapan mental, spiritual, dan material yang baik.

Di sisi lain, tak sedikit pasangan yang lebih fokus pada pesta pernikahan yang berakhir sehari saja. Menjelang hari bahagia, kamu dan pasangan akan disibukkan oleh banyak hal. Mulai dari menentukan tempat acara, dekorasi, menu makanan, pakaian pengantin, hingga menyusun daftar tamu undangan. Masalahnya, apakah persiapan detail dan pesta mewah akan menjamin pernikahan kamu bahagia selamanya?

Sebelum mengikat janji sehidup-semati, periksalah apakah kamu dan pasangan sudah memiliki lima elemen penting yang akan memperkuat pernikahan kamu. Kelima elemen itu adalah:

1. Saling Bangun Hidup Rohani

Hal terpenting yang perlu disiapkan sebelum menikah adalah tubuh rohani kamu dan pasangan. Kebahagiaan rumah tangga tidak datang dengan sendirinya, tetapi butuh usaha. Dengan hidup kerohanian yang kuat, kamu akan merasa lebih aman di dalam Tuhan. Tanpa dasar rohani yang benar dan kokoh, pernikahan kamu akan rapuh.

Untuk itu, lakukan hal-hal berikut untuk membangun hidup rohani kamu dan pasangan:

  • Cintai Tuhan dan Firman-Nya

  • Setia di dalam Tuhan

  • Takut akan Tuhan

  • Hidup dalam Persekutuan

2. Saling Terbuka

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” – Yakobus 5:16

Bagaimana jika pasangan kamu punya satu rahasia besar yang dia simpan rapat-rapat, yang saat terungkap akan membuat pernikahan kamu hancur seketika? Keterbukaan memang tidak mudah, dan pasti punya risiko terhadap hubungan itu sendiri. Dengan terbuka, kamu mungkin akan dicela atau dihakimi. Namun, percayalah, jujur pada pasangan jauh lebih baik dari pada menyimpan luka yang tidak akan tertutup selamanya.

3. Pahami Bahasa Kasih Pasangan

Ketahui bahasa kasih pasangan agar Anda dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut buku 5 Bahasa Kasih karya Gary Chapman, ada lima jenis bahasa kasih, yaitu:

  • Pujian (Words of Affirmation)

  • Waktu berkualitas (Quality Time)

  • Hadiah (Receiving Gift)

  • Tindakan (Acts of Service)

  • Sentuhan (Physical Touch)

Setiap pribadi punya bahasa kasihnya masing-masing. Ada orang yang merasa dikasihi ketika diberi pujian ataupun kata-kata semangat. Ada yang bersukacita kalau kamu menghabiskan waktu bersamanya. Ada yang merasa disayang ketika diberi hadiah, sekecil apa pun nilainya. Ada orang yang merasa dicintai saat kamu melayaninya. Dan, ada pula yang bersukacita jika kamu memberinya pelukan hangat. Memahami bahasa kasih pasangan akan membantu kamu membangun pernikahan yang kuat, terutama dalam penyelesaian konflik dan pemenuhan kebutuhan kasih.

4. Belajar Atur Keuangan

“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?” – Lukas 14:28

Pada awal pernikahan, banyak suami yang berjanji akan menyerahkan pengaturan keuangan kepada istrinya. Tak sedikit pula istri yang berjanji akan mengelola keuangan keluarga dengan baik. Pada kenyataannya, tidak semua bisa berjalan sesuai harapan.

Kamu dan pasangan perlu memikirkan dan berdiskusi mengenai anggaran rumah tangga. Keuangan keluarga bukan hanya milik Anda sendiri, melainkan juga pasangan Anda.

Berikut beberapa tips untuk mengatur keuangan keluarga:

  • Susun Anggaran Belanja

  • Sisihkan 10% Pendapatan untuk Ditabung

  • Hindari Utang Sebisa Mungkin

5. Konseling Pernikahan

“Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.” – Amsal 15:22

Sadar atau tidak sadar, menikah punya pengaruh besar terhadap aspek psikologis seseorang. Apa pun yang terjadi dalam rumah tangga mampu mengubah karaktermu dan pasangan. Inilah sebabnya kita membutuhkan konseling pernikahan.

Menjelang pernikahan, dan bahkan bertahun-tahun setelahnya, kamu dan pasangan perlu terus saling membangun hidup rohani, bersikap terbuka, memahami bahasa kasih, mengatur keuangan, dan mengikuti konseling pernikahan. Dengan pernikahan yang kuat dan sehat, kamu dan pasangan bukan hanya memperoleh kebahagiaan, melainkan juga menggenapi rencana Tuhan.

Tags:
0 Comments

Leave a reply

Your email address will not be published.

*

©2018 Revivo. All Rights Reserved

Log in with your credentials

Forgot your details?